Tag: suku Tolaki

  • Mengenal Tari Ronga Wekoila dari Suku Tolaki

    Mengenal Tari Ronga Wekoila dari Suku Tolaki

    NusantaraTari Ronga Wekoila adalah salah satu tarian kreasi khas yang berasal dari suku Tolaki, suku asli yang mendiami wilayah Kendari dan Konawe di Provinsi Sulawesi Tenggara. Tarian ini tidak hanya menyuguhkan keindahan gerakan, tetapi juga menggambarkan kisah cinta segitiga yang telah lama hidup dalam cerita rakyat masyarakat Tolaki.

    Mengutip dari laman Indonesia Kaya, suku Tolaki dikenal memiliki budaya nomaden dan hidup bergotong royong. Dalam kekayaan budaya tersebut, terdapat sebuah legenda yang berasal dari Kerajaan Padangguni — wilayah yang kini dikenal sebagai Konawe.

    Cerita ini berkisah tentang Mokoli Ramandalangi, Raja Konawe yang jatuh cinta pada seorang perempuan bernama Wekoila. Cinta keduanya tumbuh dan berbalas, hingga mereka memutuskan untuk menikah. Namun, masa lalu sang raja membawa awan kelabu. Sebelum jatuh cinta pada Wekoila, Mokoli sempat memberikan harapan cinta kepada seorang perempuan lain, yaitu Anamia Ndopo.

    Perasaan kecewa dan sakit hati menguasai Anamia. Pada hari pernikahan Mokoli dan Wekoila, Anamia menyamar sebagai penari lariangi, sebuah tari tradisional dalam upacara, dan membunuh Raja Mokoli Ramandalangi saat pertunjukan berlangsung.

    Menjelang ajalnya, Mokoli sempat memberikan sebuah tanda atau pesan kepada Wekoila agar ia melanjutkan estafet kepemimpinan atas Kerajaan Padangguni. Bagi masyarakat Konawe, Wekoila dipercaya sebagai titisan ratu adil yang turun dari langit, pembawa harapan dan keadilan bagi rakyatnya.

    Tari Ronga Wekoila menjadi simbol perjuangan cinta, pengkhianatan, dan harapan baru. Ia bukan sekadar tarian, melainkan representasi kuat dari nilai-nilai sejarah, budaya, dan spiritual yang hidup dalam masyarakat Tolaki hingga kini.

    Tari Rongga Wekoila Menggabungkan Unsur Seni & Sejarah

    Dari kisah rakyat yang sarat makna tersebut, lahirlah Tari Ronga Wekoila, sebuah tarian kreasi yang menggabungkan unsur seni, sejarah, dan budaya masyarakat Tolaki. Tarian ini biasa dipentaskan oleh sepuluh orang penari, terdiri atas empat penari laki-laki, empat penari perempuan, serta dua tokoh utama yang memerankan Raja Mokoli Ramandalangi dan Wekoila.

    Dalam pertunjukannya, para penari mengenakan busana adat khas Sulawesi Tenggara yang dikenal dengan nama babung gisasamani, namun dengan modifikasi warna dan ornamen yang menjadikan tampilan mereka lebih semarak dan mencolok di atas panggung. Kostum yang berwarna-warni ini turut menambah daya tarik visual dari pertunjukan.

    Lebih dari sekadar tontonan, Tari Ronga Wekoila mengusung konsep drama kolosal yang memadukan gerak tari, musik tradisional, dan alur cerita yang menyentuh hati. Setiap gerakan dalam tarian ini membawa penonton menyusuri jejak sejarah cinta, pengkhianatan, dan harapan, sebagaimana yang diwariskan dalam legenda Raja Mokoli dan Wekoila.

    Dengan kekuatan artistik dan naratif yang dimilikinya, Tari Ronga Wekoila tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga media pelestarian sejarah dan identitas budaya masyarakat Tolaki di Sulawesi Tenggara.