Nusantara – Tari Mondinggo merupakan salah satu kesenian tradisional khas masyarakat Buton, Sulawesi Tenggara. Tarian ini menampilkan gerakan-gerakan yang mencerminkan kehidupan masyarakat agraris dan maritim, dua aspek utama dalam kehidupan masyarakat Buton sejak dahulu.
Nama Mondinggo sendiri berasal dari bahasa Wolio, yang berarti menari dengan semangat. Tarian ini telah ada sejak masa Kesultanan Buton sekitar abad ke-13 dan terus dilestarikan hingga kini sebagai bagian penting dari identitas budaya lokal.
Makna dan Fungsi Tari Mondinggo
Tari Mondinggo termasuk dalam kategori tari kelompok dengan irama gerakan yang dinamis dan penuh energi. Masyarakat Buton biasanya mementaskan tarian ini dalam berbagai acara adat, seperti pesta panen, penyambutan tamu kehormatan, hingga festival budaya yang menampilkan kekayaan tradisi daerah.
Struktur Tarian
Tari Mondinggo terdiri dari tiga bagian utama yang masing-masing menggambarkan semangat, kekompakan, dan ekspresi kegembiraan:
- Bagian Pertama: Gerakan menyapu tangan ke depan, menggambarkan kesiapan dan keterbukaan.
- Bagian Kedua: Gerakan memutar badan, melambangkan dinamika hidup masyarakat pesisir dan agraris.
- Bagian Ketiga: Gerakan melompat dengan ritme cepat, yang mencerminkan semangat dan kekuatan kebersamaan.
Busana dan Atribut Penari
Para penari Mondinggo mengenakan busana adat Buton yang khas, berupa baju lengan panjang berwarna cerah yang mencolok dan menggambarkan keceriaan. Di bagian kepala, penari mengenakan tope-tope, yaitu topi adat yang menjadi simbol identitas dan kebanggaan daerah.
Sebagai pelengkap, penari juga mengenakan selendang di pinggang yang berfungsi sebagai aksesoris tambahan serta memperkuat gerak estetis dalam pertunjukan.
Tari Mondinggo bukan sekadar hiburan, tetapi juga warisan budaya yang mencerminkan semangat hidup, gotong royong, dan keindahan tradisi masyarakat Buton. Keberadaannya menjadi salah satu kekayaan seni tari Nusantara yang patut dijaga dan dipromosikan ke kancah nasional maupun internasional. Rangkuman Anugerahslot Nusantara.
Iringan Musik dan Upaya Pelestarian Tari Mondinggo

Tari Mondinggo tak hanya memukau dari segi gerakan dan busana, tetapi juga kaya dalam unsur musikalitasnya. Tarian ini diiringi oleh musik tradisional khas Buton yang menciptakan suasana energik dan penuh semangat selama pertunjukan berlangsung.
Salah satu alat musik utama yang digunakan adalah ganda, sebuah instrumen perkusi tradisional yang berfungsi sebagai pengatur ritme dasar. Dentuman ganda menjadi penanda dinamika dan kekuatan dalam setiap gerakan tari.
Selain itu, terdapat alat musik dere-dere yang menghasilkan melodi pengiring, memberikan nuansa khas dan memperkaya alunan musik. Kecapi Buton juga hadir sebagai elemen harmoni yang memperhalus keseluruhan iringan musik, menciptakan keseimbangan antara ritme, melodi, dan harmoni dalam pertunjukan.
Pelestarian oleh Generasi Muda
Di kota Baubau, berbagai sanggar seni terus berperan aktif dalam melestarikan Tari Mondinggo dengan melatih generasi muda. Anak-anak dan remaja diajak untuk mengenal dan menguasai tarian ini sebagai bagian dari warisan budaya daerah.
Sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian budaya lokal, pemerintah daerah juga telah memasukkan Tari Mondinggo ke dalam kurikulum muatan lokal di sekolah-sekolah. Langkah ini menjadi upaya strategis untuk menanamkan nilai-nilai tradisi dan kecintaan terhadap seni budaya sejak dini.
Tari Mondinggo adalah lebih dari sekadar pertunjukan seni. Ia merupakan simbol identitas, semangat kolektif, dan kesinambungan budaya masyarakat Buton yang terus hidup dan berkembang bersama generasi penerusnya.