Nusantara – Jerangkong merupakan salah satu makhluk gaib yang cukup dikenal dalam kisah urban legend di Indonesia. Sosok ini digambarkan menyerupai kerangka manusia hidup, yang berjalan sambil mengeluarkan suara khas—seperti tulang yang beradu satu sama lain, menciptakan kesan menyeramkan bagi siapa pun yang mendengarnya.
Penampakan Jerangkong sering kali digambarkan sangat mengerikan. Tubuhnya hanya terdiri dari tulang belulang tanpa daging atau kulit, dan biasanya dikaitkan dengan roh penasaran atau makhluk dari alam gaib yang masih bergentayangan karena memiliki urusan dunia yang belum tuntas.
Cerita tentang Jerangkong berkembang luas, terutama di berbagai daerah di Pulau Jawa. Masyarakat sering mengaitkan kemunculannya dengan tempat-tempat angker, seperti kuburan tua, hutan sunyi, atau bangunan kosong yang sudah lama tak berpenghuni. Lokasi-lokasi tersebut dianggap sebagai titik kemunculan sosok ini, khususnya di tengah malam saat suasana sedang sepi dan mencekam.
Menurut Anugerahslot nusantara cerita rakyat yang beredar, Jerangkong kerap muncul untuk menakuti orang-orang yang melewati tempat keramat. Bahkan, dalam banyak cerita, sosok ini dijadikan sebagai alat untuk menakut-nakuti anak-anak, agar mereka tidak bermain hingga larut malam atau menghindari lokasi berbahaya.
Walau tidak ada bukti ilmiah yang mendukung keberadaan Jerangkong, kisahnya tetap hidup dan diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi. Cerita ini menjadi bagian dari kekayaan folklor Indonesia yang menunjukkan betapa eratnya hubungan antara masyarakat dengan dunia spiritual dan kepercayaan tradisional.
Jerangkong: Sosok Kerangka Mistis dari Urban Legend Jawa

Jerangkong merupakan salah satu makhluk mistis yang cukup dikenal dalam cerita urban legend di Indonesia, khususnya di wilayah Pulau Jawa. Nama “Jerangkong” sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti kerangka atau tulang belulang, sesuai dengan wujud yang disematkan pada sosok ini.
Dalam cerita yang berkembang di masyarakat, Jerangkong digambarkan sebagai makhluk berwujud kerangka manusia, tubuhnya kurus kering hanya tersisa tulang, dan berjalan tertatih-tatih dengan suara berderak, layaknya tulang yang bergesekan satu sama lain. Suara langkahnya yang khas, berbunyi “krek-krek,” menjadi ciri utama dan tanda kehadirannya.
Asal-usul kemunculan Jerangkong umumnya dikaitkan dengan roh orang yang meninggal secara tidak wajar atau memiliki dendam yang belum terselesaikan. Karena perasaan tersebut, arwahnya dipercaya tidak bisa tenang dan akhirnya bergentayangan dalam wujud Jerangkong untuk mengganggu manusia.
Dalam versi kisah lain, Jerangkong disebut sebagai arwah seseorang yang semasa hidupnya dikenal pelit, tidak suka bersedekah, atau berbuat kejahatan. Setelah meninggal dunia, arwahnya tidak diterima oleh bumi maupun langit, sehingga terjebak di antara dua alam dan berubah menjadi sosok menyeramkan yang gentayangan tanpa tujuan.
Kemunculan Jerangkong sering dikaitkan dengan tempat-tempat sunyi dan angker, seperti pemakaman tua, hutan lebat, atau bangunan kosong. Banyak yang percaya bahwa jika terdengar suara langkah “krek-krek” di malam hari, itu pertanda Jerangkong sedang berjalan mendekat.
Meskipun kisah ini belum pernah dibuktikan secara ilmiah, legenda tentang Jerangkong tetap hidup dan terus diwariskan dalam budaya lisan masyarakat Jawa. Cerita ini menjadi bagian dari kekayaan folklor Indonesia yang mencerminkan perpaduan antara kepercayaan spiritual, nilai moral, dan rasa takut akan konsekuensi dari perbuatan semasa hidup.
Leave a Reply